Sejarah Desa

          Belum adanya data atau sejarah tertulis mengenai riwayat Desa Gununglurah. Sehingga hanya mencari sumber-sumber yang dapat dipercaya serta dari cerita turun temurun yang masih dipercaya diantaranya dari para sesepuh Desa yang sekarang masih hidup. Sebelum abad 18, di Sudikampir yang selanjutnya terkenal Gununglurah sudah berpenduduk dan beragama yaitu Hindu-Budha, terbukti ada peninggalan arca ganesha di Makam Kuburan Lor, juga ditemukan arca ganesha yang belum jadi yang terkenal dengan nama watu janji. Kurang lebih abad 18 datang pembawa islam bernama Mbah Nurhakim yang waktu itu adu kesaktian dengan tokoh Hindu setempat yaitu Mbah Bandayuda.

          Batu disindik menjadi tasbih sehingga terkenal dengan nama Mbah Sela Kerti, yang konon menikah dengan Keturunan Adipati Kertanegara/Ngabeih Singawijaya. Anak Mbah Sela Kerti menikah dengan Syeh Abdusalam seorang kerabat Mataram. Konon menurut legenda di Gununglurah asal mula Sungai Mengaji sebagai berikut : waktu itu Syeh Abdusalam mandi di kali, kemudian sholat di atas batu di atas kali, tiba-tiba datang banjir, tetapi atas kehendak Allah Swt banjir tidak menerjang menunggu sholat Mbah Abdussalam selesai ,artinya banjir menghormati/ngajeni sehingga sungai tersebut diberi nama Sungai Mengaji. Dengan semakin berkembangnya Islam dan penduduknya semakin banyak  dan makmur pada waktu itu Gununglurah masuk wilayah Kadipaten Ajibarang dengan dipimpin oleh Adipati Singadipa,karena dipandang perlu maka Adipati Singadipa (salah satu pengikut Pangeran Diponegoro) mengangkat putera sulungnya bernama Dipamenggala menjadi Demang di Gununglurah (1820-1860). Sedang nama Gununglurah konon berasal dari nama sebuah keris yang dimiliki oleh pejabat, keris tersebut bila dipakai untuk pilihan Lurah banyak yang terkabul sehingga di Gunung ada Pusaka Lurah, maka terkenal dengan sebutan Gununglurah.

          Demang Dipamenggala memerintah dari tahun 1820-1860 pada waktu pemerintahannya Desa Gununglurah merupakan daerah perdikan (daerah yang tidak dipungut pajak) batas wilayahnya antara Sungai Banyon dan Sungai Condong waktu jumlah penduduknya sekitar 500 jiwa. Setelah Demang Dipamenggala menggantikan kepemimpinan ayahnya menjadi Adipati Ajibarang selanjutnya Gununglurah dipimpin  oleh Lurah Wangsa Menggala (Putera Demang Dipamenggala).

           Secara administrative desa Gununglurah  termasuk dalam wilayah Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas terletak disebelah barat Kabupaten Banyumas. Dari ibukota kecamatan Cilongok desa Gununglurah berjarak sekitar 6 Km, ditempuh dalam waktu 20 Menit bila mengunakan kendaraan pribadi, Sedangkan dari  dari pusat kabupaten Banyumas berjarak sekitar 23 Km, ditempuh dalam waktu 30 Menit bila menggunakan kendaraan pribadi. Desa Gununglurah terdiri atas 3 Dusun. Dusun I dibagi dalam 4 RW (RW 1, RW 2, RW 3 dan RW 4), Dusun II dibagi dalam 3 RW (RW 5,RW 6 dan RW 7 ), Dusun III dibagi dalam 3 RW (RW 8, RW 9 dan RW 10.

Related Posts

Komentar